Kolostrum adalah susu pertama yang diproduksi setelah melahirkan dan mengandung banyak immunoglobulin, rantai antimicrobial (lactoferrin dan lactoperoxidase) serta molekul bioaktif lain termasuk faktor pertumbuhan. Untuk mudahnya mengenali ciri-ciri kolostrum ialah cairan kolostrum seperti susu, kental dan berwarna lebih kuning. Biasanya kolostrum sudah diproduksi pada tahap akhir kehamilan sehingga sudah ada segera setelah melahirkan sampai hari ke-7 kelahiran.

Sebagai cairan dari ASI yang pertama kali keluar, jumlah kolostrum memang sedikit, namun sesuai dengan kebutuhan bayi yang baru lahir. Nah, karena jumlahnya terbatas, penting untuk langsung memberikan ASI begitu bayi lahir. Seperti halnya susu, kolostrum merupakan sumber zat gizi yang lengkap dan bermutu, antara lain: 
Kaya akan sel aktif imunitas (kekebalan) tubuh, antibodi, dan protein protektif lainnya. Jadi kolostrum memberikan ‘imunisasi pertama’, melindungi terhadap banyak infeksi. 



Zat imunitas yang utama adalah immunoglobulin yang bisa mencegah dan melawan bakteri, virus, jamur dan racun. Immunoglobulin (IgA) berperan sebagai pelindung di area yang mudah terserang bakteri yakni selaput paru-paru, usus dan tenggorokan. IgA juga bermanfaat untuk menambal lubang pada usus bayi yang belum terbentuk sempurna.

Mengandung sel darah putih (leukosit) dalam jumlah besar yang dapat melawan bakteri dan virus. 

Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibanding susu matang (mature).

Berfungsi sebagai nutrisi penting yang lengkap bagi bayi.

Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan bayi untuk berfungsi efektif. Sehingga kuman dan zat alergi sulit masuk ke badan bayi.

Kolostrum mengandung enzim-enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi tubuh bayi, seperti protease (untuk menguraikan protein), lipase (untuk menguraikan lemak), dan amilase (untuk menguraikan karbohidrat). Sehingga membuat kolostrum mudah sekali dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang memang belum sempurna. 

Susu kolostrum merangsang bayi agar terjadi gerakan usus sehingga mekonium (tinja bayi yang berwarna hitam) cepat dikeluarkan dari usus. Hal ini dapat mengatasi masalah zat dalam tubuh bayi yang menyebabkan bayi kuning (bilirubin) atau dapat mengurangi kelebihan bilirubin.

Kaya akan vitamin A dan E yang membantu melindungi mata dan mengurangi infeksi. Di samping itu, kolostrum juga mengandung vitamin B6, B12, C, D dan K, dan mineral, utamanya zat besi dan kalsium.

Mengandung beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium dan kolesterol. Kombinasi zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem saraf pusat bayi. 
Beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian kolostrum tampak saat anak makin besar, yaitu tumbuh kuat secara fisik dan sehat tak hanya pada tahun-tahun awal tapi sepanjang masa dewasa. Selain itu, juga mengurangi kemungkinan tertular penyakit pencernaan dan pernapasan, seperti asma.